Jika tuan berbicara mengenai kemiskinan..”
Jangan pandang kami yang terlantar.”
Karena tuanlah yang miskin dan lapar!”
Kami mencari apa yang terbuang..”
Sedangkan tuan mencari yang orang punya.
Dan merampasnya jika tuan bisa!”
Jika tuan berbicara komitmen pembangunan.
Jangan tatap mata kami yang sudah muak.
Karena kami hanyalah orang yang terbuang.
Dan selalu menjadi korban dari kebijakan negara.
Dianggap remeh ketika sudah berkuasa..”
Namun dicari ketika menjelang pemilihan!”
Jika tuan berbicara tentang kepedulian.
Jangan berbicara pada kami yang lapar.
Karena yang kami perdulikan hanya makanan.
Sebab kami memang tak punya kesempatan..”
Dan itu karena satu hal yang tuan pasti sadar benar..”
Kami terlalu sibuk untuk menghindari penggusuran!”
Jika tuan berbicara mengenai pendidikan.
Jangan bicarakan itu keras-keras kesemua orang..”
Karena kami tahu, meski kami tamatan SMA sederajat.
Ilmu kami lebih banyak dari tuan-tuan sarjana..”
Sebab tuan membeli ijazah, sedangkan kami tidak!
Lagipula sekolah hanya sebatas gelar di mata anda!”
Jadi jika tuan ingin berbicara tentang kaum marjinal..”
Jangan buat seolah kami memang tuan perdulikan!”
Sebab ketika tuan membuang muka atas derita rakyat.
Disaat itu juga kami yang terlupa telah bersepakat..”
Kami akan menganggap anda sebagai angin lalu saja.
Karena kami terlalu lapar untuk perduli pada anda!”
Written by: Yoan Nababan/12 Desember 2009/ Pkl. 09:10 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberi komentar dan kritik.
Sebagaimana perkataan menunjukkan watak, oleh itu harap menjaga etika dan menghindari SARA.
Terimakasih
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.