Rabu, 15 Desember 2010

"Cinta Seorang Ayah"

Medan 01 Juli 2010, pagi hari.
Di sebuah rumah sakit negri.

================

Langkah kaki seorang lelaki tua
Terhuyung menelusur ruangan.
Derap kakinya tak lagi berirama.
Tampak jelas kelelahan melanda.

Aku menatapnya penuh empati.
Melihat beliau yang tampak letih.
Berjuang menelusur rumah sakit.
Mencari seseorang yang penting.

Dengan wajah lugu dan patuh ia bertanya.
Mendengarkan seksama petunjuk orang.
Sehingga sampailah ke sebuah ruangan.
Dan beberapa saat keluar dengan perawat.

Tatapku antusias mengamati lelaki tua tersebut.
Rasa ingin tahuku membuatku ingin lebih tahu.
Ada gerangan apa membuat lelaki itu terhuyung.
Seakan ada seseorang yang ada di ujung maut.

------------------------------------------------------(Hening)

Dari kejauhan aku berlahan mengikuti mereka.
Hingga mereka berhenti pada sebuah bangsal.
Aku berdiri agak jauh namun tajam melihat.
Tampaklah sebuah pemandangan memilukan.

Ternyata lelaki tua tersebut sedang berjuang.
Berjuang mempertahankan nyawa anaknya.
Anaknya yang kurus kering tinggal tulang.
Denyut nafasnya tersengal tak lagi berdaya.

Dalam kepiluan aku melihat ada bahasa cinta.
Perjuangan sang ayah untuk nyawa anaknya.
Dia tua dan lelah namun tak juga menyerah.
Anaknya meregang nyawa dia pun berjuang.

----------------------------------------------------(Hening)

Dan hal yang memilukan pun terjadi di depan mata.
Dengan satu sentakan si anak pun meregang nyawa.
Lelaki tua itu menatap kosong seakan tak percaya.
Kemudian setetes air mata terjatuh dari kirbat mata.

Beliau sudah tua dan lelah, namun tampak tegar.
Di tak mengeluh meski perjuangannya sia-sia.
Hatiku pun terkoyak dan berteriak memberontak.
Seakan nuraniku langsung tersadar dari tidurnya.

--------------------------------------------------(Hening)

Cinta yang salah membawa petaka maut.
Tapi cinta sejati berjuang melawan maut.

Cinta pertama orang tua adalah pasangan hidupnya.
Dan cinta terakhir mereka adalah anak-anak mereka.

Kehilangan kekasih tercinta memang terasa perih.
Tapi kehilangan keluarga lebih menyesakkan hati.

Karena cinta muda- mudi bisa silih berganti.
Tapi pertalian darah tidak mungkin terganti.

------------------------------------------------(Hening)

Cinta seorang lelaki tua yang pilu.."
Akankah sadarkanmu wahai sahabatku?
Apakah cintamu, cinta membawa maut?
Atau cinta yang berjuang atas maut?

Jawabnya ada padamu.."
Tanyakan cinta di hatimu.


Written by: Yoan Nababan/ 08 Juli 2010/ Pkl. 00:33 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberi komentar dan kritik.

Sebagaimana perkataan menunjukkan watak, oleh itu harap menjaga etika dan menghindari SARA.

Terimakasih

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.