Nak, maafkan ibu.., malam ini kita tidak makan."
Gumam seorang ibu lirih sambil menatap anaknya dengan getir.
Tidak apa-apa bu." jawab anaknya tegar sambil menahan lapar.
Meski terusik oleh hentakan ban mobil yang menghantam aspal jembatan.
Perut lapar dan malam yang dingin.., sungguh menambah kegetiran hati.
Inilah nasib si miskin yang terpinggir oleh kebijakan penguasa negri!
Dipinggir jalan tepatnya dibawah jembatan tol mereka menggelar petiduran.
Berselimutkan karton, diatapi jembatan dan berdindingkan penyangga beton.
Setiap hari mereka hanya bisa mengais dan mencari dari apa yang tak lagi dipakai.
Dan di malam hari mereka mulai mencari dipojok kota tempat untuk membaringkan diri."
Dulu mereka tidak miskin seperti ini, itu kenang mereka hingga dalam mimpi.
Hingga sesuatu yang buruk terjadi pada mereka di malam yang menyayat hati.
Sempat mereka masih memiliki tempat tinggal yang layak ditinggali.
Dan pangan yang cukup untuk mengisi perut setiap hari dengan sepiring nasi.
Hingga saat kelam itu tiba dan mengubah nasib mereka seketika bagaikan dilalap api.."
Ayah mereka ditangkap dan dituduh sebagai PKI, sebuah tuduhan yang serius terhadap seorang kyai!
Apakah hal itu betul atau tidak, tak pernah ada bukti sampai kini.."
Yang mereka tahu semuanya tak akan pernah sama lagi.
Kini semua musnah dan tak ada lagi yang dimiliki selain kenangan pahit.
Terusir dari kampung dan harta mereka dirampasi secara tidak adil,
Di depan para aparat yang seharusnya tidak gegabah mengolah informasi.."
Namun itulah nasib orang yang difitnah dan dihakimi secara tak adil.
Ayahku bukan PKI, justru ia Kyai yang dikagumi oleh rakyat kecil! Teriak anak itu hingga kini.
Atau mungkin karena beliau aktif membela rakyat kecil sehingga aparat menyebutnya PKI? Pikirnya lagi.
Namun nasi telah menjadi bubur, dan biarlah kenangan itu tetap terkubur.
Karena negri ini sedang melupakan sejarah dengan dalih rekonsiliasi.
Meski harus melupakan sekelompok orang yang termarjinalisasi dan dimiskinkan secara tidak adil.."
Sekelompok orang yang masih mencintai negaranya meski terpinggirkan oleh label.., P-K-I.."
Written by:Yoan Nababan/01 November 2009/Pkl: 22.22 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberi komentar dan kritik.
Sebagaimana perkataan menunjukkan watak, oleh itu harap menjaga etika dan menghindari SARA.
Terimakasih
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.