Selasa, 14 Desember 2010

The Stories of Follest Man or Greatest Man?

Inilah kisah seorang Pria yang dikenal oleh kegagalannya selama menjalani hidup..,tapi dunia mencatat dan mengenangnya sebagai orang tersukses sepanjang sejarah Kepresidenan Amerika..,dialah Abe..,”Abraham Lincoln”.

Di dalam hidup sudah tak terhitung berapa kali ia terjatuh, tersungkur dan berkutat dalam pertarungan dengan kegagalan. Bahkan kegagalan pertamanya adalah terjatuh ketika Abe bayi mencoba berdiri, tapi kenyataannya ia mampu berdiri dengan tegak sebagai pemenang sejati suatu hari nanti. Adakah kegagalan mampu mematahkan semangatnya, adakah rasa sakit menimbulkan ketakutannya yang abadi? Tentu saja tidak, bahkan keluhan pertama yang dapat dilakukannya hanyalah menangis tanpa suara dan itu dilakukannya bahkan ketika bibir Abe kecil belum mengenal kata menyerah, menyerah pada kegagalan. Bahkan saya percaya Abe bayi tak pernah mengucap kata menyerah atas kemiskinan dan rasa kesepian ditinggal seorang ibu sedari kecil. Bahkan ketika Abe dewasa kembali jatuh kedalam kegagalan, terluka karena cinta, hancur karena harapan yang pupus di tinggal mati sang kekasih…ia tak berpikir untuk terus meratap, menundukkan kepala dan terhempas kedalam keputusasaan untuk berharap semoga semua hanya mimpi.

Abe muda sebelumnya pernah gagal dan bangkrut, bahkan masa kecilnya penuh dengan serba kekurangan, tapi ia dapat tumbuh besar dan menjadi seorang pengacara. Ia selalu percaya bahwa yang membuat seorang manusia menjadi pecundang adalah; kesombongan dan ego yang mengaburkan arti sebenarnya dari sikap berjiwa besar. Dan ada satu jalan yang di temukannya untuk melepaskan diri dari kebencian dan dendam atas rasa sakit dan kekecewaan yang meracuni jiwa, yaitu pengharapan dan penyerahan total kepada kehendak dan rencana Tuhan. Sikap inilah yang membuat Abe tidak dendam atas kemiskinannya di masa kecil dan berbagai kegagalan yang menjambanginya hingga beranjak dewasa. Ia menerimanya dengan hati iklas dan giat bekerja serta belajar apapun yang dapat ia baca dan dengar. Termasuk belajar dari kegagalan!”

Ada orang gagal karena keinginannya, ada juga karena perbuatan orang lain. Tapi apapun yang menimpa Abe, apapun itu.., tidak menjadi sebuah kegagalan dan akhir seluruh harapannya. Karena ketika hati Abe terluka karena kegagalan, dikecewakan dan kepercayaannya dikhianati, dia tetap meluruskan jalan untuk kata maaf bagi pahitnya kehidupan ini. Dan inilah daftar kegagalan Abe sepanjang hidupnya yang sempat terekam oleh sejarah; usia 22, gagal dalam bisnis, usia 23, mencalonkan diri untuk badan legislatif dan kalah, usia 24, gagal lagi dalam bisnis karena ditipu partner bisnisnya, usia 25, terpilih sebagai anggota badan legislative, usia 26, kekasih wafat, usia 27, mengalami depresi berat, usia 29, kalah dalam pemilihan ketua badan pertimbangan, usia 31, kalah dalam pemilihan anggota electoral college (badan yang memilih presiden dan wakil presiden Amerika Serikat), usia 37, terpilih untuk Kongres, usia 39, kalah dalam pemilihan kongres, usia 46, kalah dalam pemilihan senat, usia 47, kalah dalam pemilihan wakil presiden, usia 49, kalah dalam pemilihan Senat, usia 51, terpilih sebagai Presiden Amerika serikat. Bahkan yang sialnya lagi..,ketika ia menjadi Presiden, Abe menghadapi perang saudara yang menentukan masa depan Amerika dan kesetaraan ras di Amerika hingga saat ini! Barang siapa yang mengerti akan tersadar, bahwa orang yang gagal dan bangkit berulang kali bukanlah seorang pecundang, melainkan petarung sejati kehidupan ini.

Kegagalan bagi seorang Abe adalah hal yang biasa dan tak membuatnya malu. Karena baginya tanpa kegagalan seseorang takkan bisa menikmati kesuksesan secara total. Tanpa kegagalan tidak ada proses pembelajaran dan tanpa kegagalan bagaimana mungkin seorang besar terbentuk kepribadiannya? Apakah ada bukit yang tidak memiliki lembah, atau adakah orang menaiki tangga tanpa menjejakkan kakinya pada pijakan terbawah? Karena apa yang dikatakan naik adalah ketika seseorang berada dibawah menuju keatas, dari kegagalan menuju kegemilangan. Seorang besar adalah orang yang mampu membuat kegagalan menjadi penyempurna perjuangannya. Dan Abe telah menunjukkan kebesarannya sebagai seorang petarung sejati yang mengalahkan kegagalan dalam hidup.

Abe adalah seorang besar yang mampu bangkit dari kegagalan dan memenuhi panggilan hidupnya. Orang besar yang ditakdirkan dan terpanggil memberikan yang terbaik dari hidup. Abe adalah orang yang memiliki kata maaf untuk dirinya dan juga kepada orang lain, bahkan pada kegagalan itu sendiri yang akhirnya akan memberi makna dari sebuah kegagalan. Bukankah hikmat berkata bahwa tanah liat di tangan tukang periuk lebih berharga dibandingkan di tangan tukang emas? Begitupun kegagalan dapat menjadi pelajaran berharga dan sebuah awal kesuksesan bagi seorang besar dibanding ketika kegagalan itu menimpa seorang pecundang yang terus berkeluh atas kemalangannya. Jangan pernah berhenti ketika kegagalan demi kegagalan menghantam bagai air terjun yang deras. Tetaplah tegar, melawan hingga akhir dan terakhir mengucapkan kata menyerah, hingga kegagalan itu sendiri mengucapkan kata menyerah. Buatlah dunia tersadar siapa pemenang sejati sesungguhnya. Tak penting harus mengulang berapa kali. Orang tak pernah peduli mengenai “bagaimana” tapi selalu meminta”apa”, tidak peduli sepedih apa proses yang dialami, semuanya hanya mengenai hasil. Jangan berharap dunia berubah, karena seorang besarlah yang mengubah dunia, baik untuk dirinya dan juga untuk orang lain. Jangan biarkan orang lain mengubah ketetapan hati yang tulus dan panggilan besar dalam hidup, karena tiga atau lima tahun lagi merekalah yang menggantungkan harapan pada keputusan dan jalan hidup seorang besar. Dan bahkan seorang Abe membuktikannya baru pada usia yang tergolong tua, yaitu 51 tahun!

Demikianlah setangkai bunga memang harus melalui tahap pencabutan dari akar, digunting dan dibentuk sesuai kehendak perangkai bunga sebelum terbentuk rangkaian bunga yang indah. Tapi sekumpulan rumput liar yang tak terjamah pedihnya sayatan pisau hanya menunggu dimakan dan dipijak binatang liar. Dan ingatlah bahwa nilai dan keberadaan seorang besar seperti proses terbentuknya mutiara didalam cangkang. Awalnya butiran pasir terasa menyayat dan cairan cangkang mengendapkannya. Begitu juga hidup ini, penolakan pengkhianatan, dan ditinggalkan dalam kesendirian hanya sebuah cara dan jalan membentuk seseorang untuk menjadi lebih baik. Mutiara di lautan terdalam tetap lebih beharga dibanding kerang dipinggir batu karang. Hanya menunggu waktu untuk seorang besar dihargai oleh orang yang sepadan kebesarannya dan hanya soal waktu kemampuan seorang besar dihargai banyak orang. “Hanya perangkai bunga yang tahu bunga apa yang indah untuk dirangkai”.



Written by: Yoan Nababan / September 20th, 2009 at 22:48



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberi komentar dan kritik.

Sebagaimana perkataan menunjukkan watak, oleh itu harap menjaga etika dan menghindari SARA.

Terimakasih

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.