Di suatu malam natal yang dingin dan kelam.
Seorang anak, tak lebih sembilan tahun usianya..”
Menatap keluar jendela, mengenang kedua orang tuanya..”
Orang tua yang meninggalkannya setahun silam..”
Dalam sebuah kecelakaan yang tak terduga oleh siapapun juga.”
-----------------------------------------------(Hening)
Hembusan angin malam makin menguat..”
Badannya yang kecil mulai mengigil kedinginan..”
Nafasnya mulai mengepulkan embun diantara hawa dingin.”
Sesaat.., tampak sesuatu yang berkilau memancar.”
Sebentuk air mata menetes dari pinggiran matanya..”
-----------------------------------------------(Hening)
Tampak kerinduan itu kembali membuka luka hatinya.”
Namun ia berjuang melawan kesedihan ditengah kesepiannya.”
Berusaha tegar, lebih tegar dari anak seusianya..”
Yang bisa ia lakukan hanya berdoa dan mulai mencari penghiburan.
Namun yang ada hanyalah sebuah Alkitab tua peninggalan ayahnya.
Masih terisak, ia mulai membuka Alkitab tua itu.
Jemari kecilnya menelusur.., hingga sebuah pembatas Alkitab terjatuh.”
Sebuah pembatas dari kertas yang berisikan ayat tulisan tangan..”
Sebuah ayat liturgi yang dituliskan ayahnya di waktu Paskah; dua tahun lalu..”
Sebuah ayat yang begitu berkesan hingga menggetarkan jiwanya..”
Aku tidak akan meninggalkanmu sebagai yatim piatu.
Aku datang kembali untukmu..”
Yohanes 14: 18
=====================
Air mata anak itu pun meleleh seketika, tak terkira banyaknya..”
Terharu dan setengah tidak percaya.., hanya sebuah ayat.”
Sebuah ayat yang ditulis tangan oleh ayahnya.., sebuah pesan.”
Sebuah pesan yang ditulis lebih dari dua tahun silam..”
Sebuah pesan yang menjawab kesedihan dan kesendiriannya..”
Ajaib, sungguh-sungguh keajaiban natal; pikirnya.”
Kini ayat itu seakan berbicara langsung kepadanya..”
Meneguhkan kembali sesuatu yang hampir dilupakannya..”
Bahwa ia tak pernah sendiri, dan memang ia tak sendiri!”
Karena di malam natal itu.., ayah dan ibunya tersenyum dari sorga untuknya.”
Written by: Yoan Nababan/ 09 Desember 2009/ Pkl. 03: 03 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberi komentar dan kritik.
Sebagaimana perkataan menunjukkan watak, oleh itu harap menjaga etika dan menghindari SARA.
Terimakasih
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.