Ketika mereka yang di istana mengibarkan bendera ..”
Kami si miskin hanya bisa mengucap syukur, larut dalam doa.”
Bukan..,bukan kami tak ingin meriahkan pesta!”
Tapi perut kami terlalu lapar untuk bergerak, apalagi turut berarak.”
------------------------------------------------------------- (Hening)
Kami cinta bangsa ini dengan segenap jiwa raga
Rindu hati untuk ikut berteriak.., merdeka!”
Namun inilah kami kaum yang terserak dan terlupa..”
Terpinggirkan bagai kerak yang tak berguna!’
Suara kami sudah terlalu serak karena berteriak..”
Memekikkan betapa tingginya harga yang mengancam kehidupan.”
-------------------------------------------------------------- (Hening)
Kami tak pernah memilih untuk hidup menderita, tapi garis kehidupan telah berbicara.”
Terlahir miskin dengan berbagai hutang, bekerja pun dengan upah yang sangat rendah.”
Kami ingin sekali turut mencicip arti dari kemerdekaan yang sebenarnya..”
Setidaknya merdeka dari rasa lapar yang menghantui tiap hari..”
Kami ingin kemerdekaan itu kembali terucap dari bibir kami yang terlanjur kering.”
Kering karena penguasa negri yang tetap tak perduli dan balik memerangi kami!
Kami bukan penyakit, namun justru kami yang tersakiti oleh kemiskinan ini!”
Diperangi secara tak adil dan mudah dicurigai sebagai kriminil!”
-------------------------------------------------------------- (Hening)
Kami hanya bisa berdoa agar suatu hari kemerdekaan itu juga menjadi milik kami.”
Dan bukan hanya sekadar ucapan bibir..”
Kami hanya ingin semua orang tahu bahwa kami juga ikut membangun negri.”
Meski hanya sebagai buruh dan petani miskin..”
Kami hanya mau ekonom negri ini mulai perduli dan tak hanya bisa mengkritik.”
Karena kemiskinan bukanlah pilihan, dan kami juga tak ingin miskin!”
Kami ingin bangsa ini tahu bahwa bukan kami yang merusak negri ini!”
Justru karena korupsi para penguasa negrilah kita menderita batin dan fisik!”
Kami miskin tapi kami tetap mencintai negri dengan cara kami sendiri..”
Jangan pertanyakan kesetiaan kami.., tapi tanyakanlah kesetiaan para petinggi negri ini yang hanya bisa mengambil dari kaum miskin namun tak mau memberi kembali, apalagi sekedar perduli!
----------------------------------------------------------------- (Hening)
Kami ingin merdeka..”
Sebelum kami mati dan benar-benar tak pernah merasakannya.., meski cuma sedetik...”
Written by: Yoan Nababan/ 11 November 2009/ Pkl. 23:34. WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberi komentar dan kritik.
Sebagaimana perkataan menunjukkan watak, oleh itu harap menjaga etika dan menghindari SARA.
Terimakasih
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.