Jalanan ini masih basah karena hujan..”
Namun kutetapkan hati untuk menyusurnya.
Selangkah demi selangkah menuju sebuah taman..”
Hari ini adalah hari dimana Tuhan memisahkan kita berdua, dan aku ingin mengenangnya di taman ini.
Mengenang perpisahan dua anak manusia yang terpisah ruang dan waktu..”
Lewat perpisahan yang sangat menyakitkan setahun lalu..”
Aku pun duduk di bangku taman..,seorang diri tanpa teman.
Untuk setiap hembusan nafasku yang terengah dan mengepul di udara.
Aku termenung mengenang masa lalu kita berdua di taman ini.
Tak terasa air mata mengalir saat menatap ayunan yang diam tak bergerak di depanku.."
Sebuah ayunan yang biasanya kita mainkan bersama dengan penuh canda.
Tepat setahun lalu.., sebelum engkau pergi tinggalkan aku sendiri di dunia nan fana.
Masih teringat jelas dalam kenangan, engkau berayun dengan penuh tawa.."
Tiada tanda semuanya berakhir dengan penuh derita.
Hingga kusadar ayunan itu kini kosong.., tanpa dirimu yang kucinta.
Dengan langkah sempoyongan aku pun menghampiri ayunan itu.
Lalu mengukirkan sebuah tulisan dengan sebuah batu tajam.
Sebuah tulisan dengan sebuah pesan di papannya..”
"Kau tahu..,kau selalu ada di pikiranku.”
---------------------------------------------------------------- ( Hening)
Ayunan itu pun bergerak.., tidak ada angin berhembus hanya sebuah kehangatan terasa.
Seakan engkau hadir dan menjawab.."
"Aku tahu.."
Written By: Yoan Nababan/ 15 November 2009/ Pkl. 23:45 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberi komentar dan kritik.
Sebagaimana perkataan menunjukkan watak, oleh itu harap menjaga etika dan menghindari SARA.
Terimakasih
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.