Ibu.."
Jika wajahmu kusam.."
Itu karena terkena kepulan asap masakan.
Ibu.."
Jika tanganmu kering bersisik.."
Itu karena engkau menjadi kuli cuci setiap hari.
Ibu.."
Jika kulitmu mengkerut.."
Itu karena engkau berjuang mencari nafkah perut.
Ibu.."
Jika badanmu kurus kering.."
Itu karena engkau ingin aku menghabiskan nasi itu sendiri.
Ibu.."
Jika matamu sayu menguning.."
Itu karena engkau tiada henti menangis di malam hari.
Ibu.."
Jika kecantikanmu memudar.."
Itu karena engkau berkorban demi masa depanku indah.
================================
Hening
================================
Dan sekarang ibu.."
Saat batu nisanmu telah berukir.."
Aku teringat kembali pesanmu yang terakhir.
Engkau berkata padaku.."
Itu semua untukmu anakku.."
Kecantikan dan kemudaanku untuk masa depanmu.
Written By: Yoan Nababan/ 17 Agustus 2010/ Pkl. 00: 11 WIB

Jika wajahmu kusam.."
Itu karena terkena kepulan asap masakan.
Ibu.."
Jika tanganmu kering bersisik.."
Itu karena engkau menjadi kuli cuci setiap hari.
Ibu.."
Jika kulitmu mengkerut.."
Itu karena engkau berjuang mencari nafkah perut.
Ibu.."
Jika badanmu kurus kering.."
Itu karena engkau ingin aku menghabiskan nasi itu sendiri.
Ibu.."
Jika matamu sayu menguning.."
Itu karena engkau tiada henti menangis di malam hari.
Ibu.."
Jika kecantikanmu memudar.."
Itu karena engkau berkorban demi masa depanku indah.
================================
Hening
================================
Dan sekarang ibu.."
Saat batu nisanmu telah berukir.."
Aku teringat kembali pesanmu yang terakhir.
Engkau berkata padaku.."
Itu semua untukmu anakku.."
Kecantikan dan kemudaanku untuk masa depanmu.
Written By: Yoan Nababan/ 17 Agustus 2010/ Pkl. 00: 11 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberi komentar dan kritik.
Sebagaimana perkataan menunjukkan watak, oleh itu harap menjaga etika dan menghindari SARA.
Terimakasih
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.