Dear Honey..”
Ketika kukatakan cinta padamu saat itu..”
Ku tahu.., hati takkan gagal memilih.”
Karena bibirku pun menuturkan bahagia bersamamu..”
Ketika aku menatapmu saat itu..”
Ku tahu bahwa engkaulah yang kubutuhkan.
Dan hatiku berkata; ya.., untuk dirimu.”
Demi sungai cinta yang tak berhenti mengalir mencari hilir..”
Ku katakan padamu.., kesetiaan ada buahnya.”
Dan hati tak salah lagi memilih.., engkaulah orangnya.”
Kesempurnaan cintamu membuatku terharu..”
Dan tak sadar membuatku menitikkan air mata.
Percayalah.., aku bahagia karenamu.
Lihatlah mataku ini, mata yang berair karena menangis.
Mengharu biru akan ketulusan cintamu.
Malaikat hati yang menjelma menjadi seseorang penuh kasih.”
----------------------------------------------------------------(Hening)
Dan kini engkau telah tiada.., meninggalkan aku sendirian menua.”
Namun cinta terlanjur terukir bahagia, membuatku enggan merasa kehilangan.
Karena aku terpuaskan oleh cintamu yang tak akan pernah lekang.
Cinta yang tumbuh sejak masa muda dan dipersatukan dalam materai kesetiaan.
Dipelihara dan terjaga selama kita bersama.., melewati segala hal dengan penuh cinta.
Dan untuk itu semua.., aku berterimakasih kepadamu yang tercinta.”
Terimakasih untuk tanganmu yang setia mengenggamku..”
Terimakasih untuk senyumanmu yang menenangkan jiwa..”
Terimakasih untuk kesetiaanmu yang meyakinkanku..”
Karena disini aku akan selalu merindukanmu.., kekasih masa mudaku."
Aku menanti waktu tuk bersama lagi denganmu, mungkin nanti di sorga yang indah.
Karena hingga di masa tuaku.., hanya satu yang kurindu dan kukenang
Yaitu kamu..,
Kamu..,
Dan kamu!”
Tertanda:
Kekasihmu yang menua.
Written by: Yoan Nababan/ 21 November 2009/ PKL. 23:01. WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberi komentar dan kritik.
Sebagaimana perkataan menunjukkan watak, oleh itu harap menjaga etika dan menghindari SARA.
Terimakasih
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.