Termangu lugu di sebuah stasiun kota.
Mengenang getirnya bangku sekolah.
----------------------------------------(Hening)
Senin pagi aku dihukum karena tidak memakai topi.
Aku sudah meminta ayah membelinya tapi.."
Ayah bilang bahwa beliau belum digaji.
Selasa ini aku dihukum berdiri di depan kelas.
Aku hanya memiliki satu buku itu pun tipis.."
Jadi aku harus mencampur semua catatan.
Rabu pagi aku dimarahi guru karena terlambat masuk.
Aku terlambat karena terlebih dulu membantu ibu.."
Membersihkan sisa banjir di rumah kumuhku.
Kamis ini aku berdiri di luar kelas karena dianggap biang ribut.
Padahal aku hanya ingin merebut satu-satunya bukuku.
Maklumlah orang miskin sepertiku sering tersudut.
Jumat pagi aku tersenyum cerah karena ayah mendapat gaji.
Namun tetap saja uang sekolahku tak terbayar penuh.."
Kata guru aku telat membayar dan didenda.
------------------------------------------------------------
Hening
------------------------------------------------------------
Sabtu ini aku menulis di tembok belakang stasiun kereta api.
Berharap bagi semua yang membaca tulisan ini mengerti.
Sekolah bukan tempat kami mendapat ilmu, tapi malu!
Inilah aku.."
Si gadis miskin.
Dengan seribu pilu di kalbu.
Sekolah bagi kami bukan berilmu.
Melainkan mendapat rasa malu dan dianggap benalu!
written by: Yoan Nababan/ 01 Juli 2010/ Pkl. 17: 17 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberi komentar dan kritik.
Sebagaimana perkataan menunjukkan watak, oleh itu harap menjaga etika dan menghindari SARA.
Terimakasih
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.