Anda bisa membunuh raga saya.
Membungkam orang berpendapat.
Tapi sejatinya hati mereka melihat.
Bahwa kebenaran tak bisa dibekap.
--------------------
Todongan senjata hanya gertak sambal.
Kematian bukan anda yang menentukan.
Selama hati masih peka untuk kebenaran.
Saya akan tetap bergelut menulis kritikan.
-------------------
Sebab manusia hadir melalui pemikiran.
Memperjuangkan yang benar adalah fitrah.
Jika anda tak mau mendengar kebenaran.
Bukan berarti berhak membungkamnya.
------------------
Silahkan anda tembus dada ini.
Dengan peluru tajam sekalipun.
Karena itu belum seberapa pedih.
Dibanding kritikan yang menusuk.
-----------------
Saya tidak takut dan tidak gentar.
Meski senapan siap membidik saya.
Karena jikapun saya nanti ditembak.
Darah saya menjadi tinta kebenaran.
----------------
Karena hidup adalah sebuah perenungan.
Mencari jalan kebenaran dan perbaiki diri.
Bukan menutup mata dan tetap bungkam
Seakan tak mengerti padahal tak perduli.
----------------
Karena kepedulian adalah suara hati.
Sebuah tulisan adalah bentuk empati.
Bukannya bermaksud menghakimi.
Melainkan demi menyuarakan nurani.
(Hening) ----
Dan jika saya pun harus mati .
Saya memilih mati terhormat.
Bukan demi kepentingan diri.
Melainkan untuk kebenaran.
Bukan karena saya merasa benar.
Atau ingin menjadi pahlawan.
Tapi demi hati nurani terdalam.
Membuka jalan bagi kebenaran.
Written By: Yoan Nababan/ 09 Februari 2010/ Pkl. 03:03 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberi komentar dan kritik.
Sebagaimana perkataan menunjukkan watak, oleh itu harap menjaga etika dan menghindari SARA.
Terimakasih
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.