Selasa, 14 Desember 2010

"Oder- Frankfurt"

Seorang serdadu Nazi terpisah dari teman-temannya ketika menyusur perbatasan Oder; Polandia.
Di tengah perjalanan, serdadu itu bertemu dengan seorang pemuda Yahudi yang sedang berjalan menuju Frankfurt. Kebetulan sang serdadu juga ingin kembali pulang untuk melapor ke postnya di Frankfurt. Serdadu itu pun memerintahkan pemuda Yahudi tersebut menjadi pemandunya.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Pemuda itu menyertai sang serdadu Nazi dibawah todongan senjata. Namun tak sedikitpun sang pemuda tampak ketakutan. Bahkan sikapnya kepada serdadu itu bagaikan sahabat yang menaruh hormat. Hal ini membuat sang serdadu terusik untuk membuka pembicaraan.

Siapa namamu?” Tanya serdadu.
Nosad David” jawab pemuda itu.
Darimana asalmu?” lanjut serdadu.
Nedeland..” jawab pemuda itu lagi.

Dengan tertawa remeh mendengar logat Yahudi sang pemuda, serdadu kembali bertanya kepada si pemuda Yahudi.

Apa tujuanmu pergi ke Frankfurt?”
Menyampaikan surat kepada sesorang.” Jawab sang pemuda.
Apa.., hanya demi sebuah surat kamu berjalan jauh?” Tanya sang serdadu dengan nada heran.
Apakah ada yang salah tuan?” Tanya sang pemuda polos.
Tentu saja itu konyol, tahukah engkau bahwa Frankfurt post komando Nazi?” sergah sang serdadu.
Bukankah itu hal baik, bukankah seharusnya saya semakin merasa aman?” tanya sang pemuda itu sambil mengernyitkan dahi.
Hahaha.., kamu bodoh atau terlalu polos?
Kamu adalah Yahudi, dan Nazi sangat membenci orang Yahudi.” Jelas sang serdadu.
Mengapa?” Tanya sang pemuda.
Saya tidak tahu, tapi sepertinya tuhan menginginkan kalian musnah.” Jawab sang serdadu sebisanya.
Lalu mengapa tuan tidak membunuh saya?” Tanya sang pemuda.

-------------------------------------------------------------------(Hening)

Untuk sesaat serdadu itu kebingungan menjawab pertanyaan pemuda itu. Sedangkan pemuda Yahudi itu sabar menunggu jawaban sang serdadu.

Karena saya masih membutuhkanmu untuk menunjukkan jalan bagi saya.” Jawab serdadu itu.
Jalan kemanakah tuan, bukankah jalan ini tidak bercabang dan juga memiliki penunjuk jalan?
Bukankah sebenarnya tuan juga berniat menyerahkan saya sebagai tawanan nantinya?’ Tanya pemuda itu beruntun.
Arghhh.., saya tidak tahu. Kamu jangan banyak tanya!” Jawab serdadu ketus merasa disudutkan.
--------------------------------------------------------------------(Hening)

Sebenarnya sang serdadu ingin sekali menembak si pemuda Yahudi atas pertanyaan memalukan itu. Namun ada sesuatu yang membuatnya tertahan, bahkan ingin balik bertanya kepada sang pemuda.

Kalau tahu akan saya jadikan tawanan, kenapa kamu tadi tidak melarikan diri?” Tanya serdadu heran.
Karena tuan meminta kepada saya untuk menemani tuan.” Jawab pemuda itu lembut.
Tapi kamu bisa saja lari tadi!” seru sang serdadu bercampur keheranan.
Lalu yang akan memandu tuan siapa?” Tanya sang pemuda penuh perhatian.
Apa pedulimu, saya saja tidak perduli terhadap nasibmu nanti!” ujar sang serdadu kesal.
Tapi saya perduli kepada tuan..” jawab sang pemuda lembut.
Mengapa kamu perduli?” Tanya sang serdadu keheranan.
Karena tuan juga perduli kepada saya.” Jawab sang pemuda lembut dengan tersenyum.
---------------------------------------------------------------------(Hening)

Serdadu itu termangu, diam tanpa kata.

Untuk pertama kalinya dalam hidupnya.., dia berada dalam posisi tersebut.
Posisi sebagai orang yang penuh kasih.
Dan perasaani itu timbul karena pengakuan orang yang akan dijadikan sebagai tawanan!"
Sebuah ucapan yang begitu mengena dan melembutkan hatinya yang telah lama kaku.
Hati itu tergugah karena sebuah ucapan dari orang yang baru ditemuinya tidak lebih dari satu jam lalu!"
---------------------------------------------------------------------(Hening)

Melihat serdadu yang hanya termangu tanpa kata, sang pemuda pun melanjutkan kata-katanya.

Tuan memang ingin menjebloskan saya ke penjara, namun hati kecil tuan tidak menginginkannya.”
Tuan bersikeras seharusnya saya melarikan diri, itu membuktikan bahwa tuan perduli keselamatan saya.”
Dan jika yang saya katakan ini salah, tembaklah saya atas tuduhan menghina kehormatan tuan..”
---------------------------------------------------------------------(Hening)

Mendengar itu sang serdadu pun langsung mengarahkan senjatanya kearah sang pemuda..”

Ambil dan pergilah.., jaga dirimu dari sergapan perampok dan temanku lainnya.” Ujar sang serdadu.
Saya tidak memerlukannya." jawab pemuda itu.
Tapi bisakah saya meminta tolong kepada tuan?” lanjut sang pemuda seraya meminta.
Apa itu? Tanya sang serdadu melembut.
Bisakah tuan mengirimkan surat ini kepada sahabat saya yang ada di Frankurt? pinta sang pemuda.
Baiklah.." jawab sang serdadu kepada pemuda tersebut.
----------------------------------------------------------------------(Hening)

Sang serdadu menerima surat itu dan memperhatikan bahwa surat tersebut belum beralamat.
Serta merta serdadu langsung berujar menanyakan alamat tujuan surat tersebut..”

Kemana saya,..” kata-katanya terhenti dan ia pun tersadar..
Pemuda Yahudi itu telah menghilang bagai ditiup angin.

Tiba-tiba sang serdadu merinding ketakutan. Ia teringat akan wajah si pemuda Yahudi tersebut! Mengingatkannya pada seseorang, namun ia lupa pastinya siapa orang tersebut.

Penasaran untuk tahu siapakah pemuda itu, maka sang serdadu membuka surat dan membacanya.."
----------------------------------------------------------------------(Hening)

Maka terhenyaklah ia membaca tiga baris kalimat dalam surat tersebut;"

-------------
Salam sejahtera."

Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.

Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.

Akulah gembala yang baik.
(Yoh 10: 9-11)



Tertanda:

Son of David
King of the Eden-Land
----------------------------------------------------------------------(Hening)

Ya.., sang pemuda Yahudi yang lembut itu tidak lain adalah YESUS..,
Anak Daud, Raja dari tanah Firdaus.

Dialah gembala yang membawa kembali domba yang tersesat dari kawanannya.
Karena Ia tidak mencari orang benar.., namun orang berdosa untuk dibenarkan.
Seperti seorang gembala yang menjaga kawanan dombanya dari pencuri dan serigala.
Begitulah ia membimbing orang menuju keselamatan dan hidup yang kekal. AMEN.


Written by: Yoan Nababan/ 22 November 2009/ Pkl. 20: 02 WIB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberi komentar dan kritik.

Sebagaimana perkataan menunjukkan watak, oleh itu harap menjaga etika dan menghindari SARA.

Terimakasih

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.