Selasa, 14 Desember 2010

"Satu Koin Yang Hilang"

Hari itu hari sabat, hari dimana seluruh orang pergi beribadat dan pergi ke Bait Allah. Diantara orang-orang itu ada seorang janda miskin yang telah tua dan hidup sebatang kara. Telah lama ia ditinggalkan suami dan anak semata wayangnya.., kira-kira lima tahun lalu jika ia tidak salah mengingat.

Janda tua ini miskin namun taat beribadah, hingga hari tuanya tak terpikirkan untuk melewatkan hari sabat tanpa ke Bait Allah dan memberi perpuluhan. Dia pun merogoh kantongnya yang berisi tiga peser uang, yang tidak lain sisa dari pendapatannya minggu ini. Dua peser ingin dia berikan sebagai persembahan, sedangkan sepeser lagi akan ia gunakan membeli sejumlah roti tak beragi.

Diperjalanan ia melihat Bait Allah begitu ramai, seluruh orang Israel dari sekitar Yerusalem datang untuk beribadat. Kabarnya seorang guru yang mahir berkotbah telah hadir , dan orang-orang tampaknya antusias untuk mendengarkan kotbah guru tersebut. Padatnya orang-orang tak ayal membuat janda tua itu bersusah payah memasuki Bait Allah, namun tak ada satu pun orang yang perduli dan membantunya.

Namun sepertinya kesusahan janda tua itu semakin bertambah.., ketika ia menyadari bahwa satu koin peser uangnya telah hilang. Dengan padatnya keramaian tak mungkin ia bisa mencarinya, karena itu janda tua yang miskin hanya bisa mengeluh dalam hati. Padahal dengan sepeser itu ia bisa membeli seikat roti tanpa ragi; ujarnya dalam hati.

Dengan hati yang masih sedih janda itu tetap mengikuti ibadah, meski sesekali ia kembali merenungi nasibnya dalam hati. Namun imannya yang kuat membuat ia tidak menjadi pelit, dengan penuh yakin ia memberikan dua peser dari sisa koin yang dimilikinya!” Janda tua itu maju dan mendekati kotak perpuluhan, memberikan pepruluhan sebagai tanda syukur atas berkat yang ia terima selama ini..”

Tanpa janda tua itu sadari, ada sepasang mata yang sedari tadi menyelidik hati dan mengamati perbuatannya. Dan ditengah keramaian yang tidak memperdulikan pergumulan janda tua itu, sebuah suara penuh kharisma dan menggetarkan jiwa memenuhi ruangan tersebut. Suara tersebut menghenyakkan seluruh perhatian orang-orang yang sibuk memamerkan kekayaannya di tengah kekurangan si janda tua yang miskin..”
--------------------------------------------------------------(Hening)

Sesungguhnya persembahan janda miskin ini lebih banyak dari apa yang diberikan orang kaya di tempat ini..!"
Sebab mereka memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberikan dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya..”

Setelah mengucapkan kata-kata tersebut, pria yang tidak lain adalah sang guru yang dikagumi orang banyak itu pun berjalan menuju keluar Bait Allah bersama para pengikutnya.
--------------------------------------------------------------(Hening)

Janda tua itu seketika merinding dan badannya terasa kaku mendengar perkataan pria tersebut. Siapakah pria ini?” pikirnya dalam hati. Darimana Ia tahu bahwa persembahan tadi merupakan sisa dari seluruh uangnya yang masih ada?!

Masih dengan hati yang keheranan ia menatap punggung pria tersebut, mencoba menerka siapakah pria tersebut. Apakah seorang pengkotbah keliling biasa mampu mengetahui persis isi hati dan nasib seseorang? Bukankah begitu banyak orang yang ada dalam ruangan ini, dan mengapa pria itu tahu apa yang terjadi padanya dan yang menjadi pergumulan hatinya tadi?

Ketika hati janda tua itu masih diliputi tanda tanya, tanpa sengaja ia menatap langsung wajah pria tersebut, tepat sebelum pria tersebut keluar dari Bait Allah. Pria itu tersenyum kearahnya, dan saat itu juga ada suatu kuasa yang berbicara dalam hatinya. Suatu suara yang jelas dan menggetarkan jiwa..”
------------------------------------------

Aku tahu apa yang terjadi padamu, karena satu koin yang hilang darimu itu membuat hatimu berseru-seru padaKu.”
Dan Aku mendengarkan keluhanmu itu, serta melihat keteguhan hatimu.”
Karena bukan nilai persembahan yang menggugah hatiKu, melainkan kesungguhan hati..”
Karena itulah Aku menyenangi persembahanmu.
Dan percayalah.., engkau takkan kekurangan karenanya.”
-------------------------------------------

Setelah mendengar suara itu, maka janda tua yang miskin itu pun berlutut dan bersujud kearah pria yang penuh kuasa itu.

Pria yang lebih dikenal oleh murid-muridnya dengan nama;

YESUS..”



Written by: Yoan Nababan/ 28 November 2009/ Pkl. 01:23 WIB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberi komentar dan kritik.

Sebagaimana perkataan menunjukkan watak, oleh itu harap menjaga etika dan menghindari SARA.

Terimakasih

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.